Minggu, 24 Agustus 2014

Discharge Planning Manajemen Ners Muda





BAB 1
PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri dari fase-fase
yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan. (Raden dan Tafft, 1990). Perencanaan pasien pulang bertujuan untuk memandirikan pasien di rumah sehingga pelaksanaan dan pendokumentasian perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif dan tepat yang diharapkan tercapainya tujuan.
Pelaksanaan discharge planning di ruang Mina sudah berjalan sejak tahun 2009 setelah rumah sakit terakreditasi dan terus berjalan sampai sekarang yang dilakukan oleh perawat ruangan, kartu discharge planning juga sudah tersedia dan merupakan bagian dari data rekam medis. Namun pelaksanaan discharge planning belum sesuai standard karena keterbatasan tenaga kesehatan.


Discharge planning yang berjalan belum optimal dapat mengakibatkan kegagalan dalam program perencanaan perawatan pasien di rumah yang akan berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan pasien, dan tingkat keparahan pasien saat di rumah.
Dengan adanya mahasiswa praktik manajemen keperawatan diharapkan pelaksanaan discharge planning di ruang Dahlia RSD ‘Mardi Waluyo Blitar dapat dilakukan lebih baik lagi, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa dan perawat di ruang Dahlia RSD ‘Mardi Waluyo Blitar mampu menerapkan discharge planning dengan baik dan benar.

2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk discharge planning.
2. Mengidentifikasi masalah pasien dalam discharge planning
3. Memprioritaskan masalah untuk discharge planning
4. Membuat jadwal pelaksanaan untuk pasien discharge planning.
5. Melaksanakan discharge planning
6. Membuat evaluasi pada pasien selama pelaksanaan discharge planning
7. Pendokumentasian discharge planning

1.3 Manfaat

1. Bagi Pasien

a. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah.
b. Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di rumah.
c. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan klien.

2. Bagi Perawat

a. Terjadinya pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat dengan pasien sebagai penerima pelayanan.
b. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien.
c. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di rumah.
d. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada pasien saat di rumah.


BAB 2
MATERI DISCHARGE PLANNING


2.1 Pengertian

Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan. (Raden dan Tafft, 1990).

2.2 Tujuan

Menurut Jipp dan Sirass (1998) discharge planning bertujuan untuk :
1. Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial.
2. Meningkatkan kemandirian klien saat perawatan di rumah.
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada klien.
4. Membantu rujukan pada klien pada sistem pelayanan yang lain.
5. Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam mempertahankan status kesehatan klien.

2.3 Jenis pemulangan pasien

1. Conditional discharge (pemulangan sementara)
Jika klien pulang dalam keadaan baik dan tidak ada komplikasi, klien pulang untuk sementara di rumah dan masih dalam proses perawatan dan harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya)
Jika klien sudah selesai masa perawatan dan dinyatakan sembuh dari sakitnya. Jika klien perlu perawatan kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3. Judocal discharge (pulang paksa)
Jika kondisi klien masih perlu perawatan dan belum memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan tim home care rs atau puskesmas terdekat.

2.4 Komponen perencanaan pulang

1. Perawatan di rumah
2. Pemberian pembelajaran dan pendidikan kesehatan mengenai : diet, waktu kontrol, tempat control.
3. Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat untuk minum obat.
4. Obat-obatan yang dihentikan. Walaupun obat-obatan klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut.
5. Hasil pemeriksaan
6. Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dibawakan kepada klien waktu pulang.
7. Surat-surat seperti surat keterangan sakit.

2.5 Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang
Tindakan perawatan yang diberikan pada perencanaan pulang yaitu meliputi:
1. Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan yang diharapkan dapat mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga.
2. Program pulang bertahap.
3. Melatih pasien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang dilakukan pasien di rumah sakit, dan tugas keluarga.
4. Rujukan.
5. Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara perawatan komunitas dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.

2.6 Alur discharge Planning

2.7 Peran perawat dalam discharge planning

Kepala ruangan

1. Membuka acara discharge planning kepada pasien
2. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning
Ketua Tim
1. Membuat rencana discharge planning
2. Membuat leaflet dan kartu discharge planning
3. Memberikan konseling
4. Memberikan pendidikan kesehatan
5. Menyediakan format discharge planning
6. Mendokumentasikan discharge planning
7. Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai akhir perawatan)
Perawat Pelaksana
Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning yang sudah direncanakan oleh Ketua Tim.

BAB 3
KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan

Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medis Post TUR-P
 Hari/tanggal : Kamis, 23 Agustus 2014
Waktu : 10.00
Tempat : Ruang Dahlia
Pelaksana : Karu, KaTim, PP
Sasaran : Klien dan keluarga klien

3.2 Pengorganisasian

Penanggung Jawab : Abdurrohman, S.Kep
Kepala Ruangan : Abdurrohman, S.Kep
Ketua Tim : Erna, S.Kep
Perawat Pelaksana / Pp : Aditya, S.Kep

3.3 Metode

Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan tanya jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diberikan dalam perencanaan pulang, meliputi:

A. Komponen perencanaan pulang

a. Perawatan di rumah
Pemberian pendidikan kesehatan mengenai : Diet, waktu kontrol, tempat kontrol
b. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat untuk minum obat.
c. Obat-obatan yang dihentikan
Walaupun obat-obatan klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut.
d. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dibawakan kepada klien waktu pulang.
e. Surat-surat seperti surat keterangan sakit.

B. Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang

a. Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan yang diharapkan dapat mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan klien serta keluarga.
b. Program pulang bertahap.
Melatih klien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang dilakukan klien di rumah sakit, dan tugas keluarga.
c. Rujukan.
d. Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara perawatan komunitas dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan klien di rumah.

3.4 Instrumen

1. Status klien
2. Lembar discharge planning (terlampir)
3. Leaflet (terlampir)
4. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang.

3.5 Mekanisme kegiatan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan
1. Karu mengucapkan salam kemudian menanyakan bagaimana persiapan Ketua Tim untuk pelaksanaan discharge planning
2. Ketua Tim sudah siap dengan status klien dan format discharge planning
3. Menyebutkan masalah-masalah klien.
4. Menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan pada klien dan keluarga.
5. Karu memeriksa kelengkapan discharge planning. 10 menit

R.Karu Karu

Ketua Tim

Ketua Tim

Ketua Tim

Karu
Pelaksanaan
1. Karu membuka acara discharge planning.
2. Ketua Tim dibantu Pa menyampaikan pendidikan kesehatan, dan menjelaskan tentang :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Tanda dan gejala
d. Pencegahan dan penatalaksanaan
e. Menjelaskan aturan pengobatan, dan rencana kontrol setelah pulang dari rumah sakit saat ada keluhan atau sesuai jadwal kontrol.
f. Cara minum obat, perawatan di rumah

3. Ketua Tim menanyakan kembali kepada klien dan keluarga tentang materi yang telah disampaikan.
4. Ketua Tim mengucapkan terima kasih.
5. Pendokumentasian.
6. Timbal balik antara Karu, Ketua Tim, Pa dengan keluarga klien. 30 menit Bed pasien Karu

Ketua Tim & Pa

Penutup Karu memberikan pujian dan masukan atau saran kepada Ketua Tim dan Pa 2 menit R.Karu Karu

3.6 Evaluasi

1. Stuktur

a. Persiapan dilakukan saat klien masuk Ruang Mina
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
c. Menyusun proposal
d. Menetapkan kasus.
e. Pengorganisasian peran.
f. Penyusunan leaflet, kartu discharge planning dan lembar discharge planning.
g. Persiapan obat, hasil-hasil lab, dan pemeriksaan penunjang.
h. Kontrak waktu dengan keluarga dan pasien

2. Proses

a. Kelancaran kegiatan.
b. Peran serta perawat yang bertugas.
c. Klien dan keluarga berperan aktif dalam diskusi

3. Hasil

Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga. Klien dapat menyebutkan kembali tentang :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Tanda dan gejala
d. Pencegahan dan penatalaksanaan
e. Menjelaskan manfaat aturan pengobatan, minum obat dan rencana kontrol setelah pulang dari rumah sakit saat ada keluhan atau sesuai jadwal kontrol.
f. Cara minum obat, perawatan di rumah, dll.




DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta

Brunner and Suddart 2003. Buku ajar Keperawatan Medikal bedah. EGC. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar